Kisahnya...
Haidar bin Ali bermimpi bertemu dengan Tufail, sahabat Haidar yang telah meninggal dunia.
Ia bermimpi bahwa Tufail telah mendapatkan istana.
Menurutistrinya, semasa hidup, suaminya isyikamah memeliharaanak yatim dan bersedekah.
Pada zaman Islam yang dipimpin oleh HarunAL Rasyid, ada seorang pendudukkota Basrah, Irak yang bernama Tufail bin Amir.
Dia gemar bersedekah dan memelihara anak yatim piatu.
Dia dikenal juga sebagai orang kaya yang tekun beribadah.
Tufail ini meninggal pada hari ke tiga puluh setelah shalat Ashar.
Haidar bermimpi, ia datang ke suatu tempat yang sangat indah.
Ia berjalan di lorong yang bagaikan istana, namun tak berapa lama kemudian dia terbangun.
Tepat dua hari kemudian, dia bermimpi lagi berjalan di lorong indah itu, dan sampailah dia di tempat sebuah kolam indah serta jernih airnya.
"Subhanallah...tempat apa ini ya...
Tempat ini penuh dengan permata, sinarnya sangat menyilaukan mata," kata Haidar dalam hati.
Melihat tempat seindah itu, Haidar segera memasukinya, dan kemudian ada sosok lelaki yang dikelilingi oleh wanita cantik dengan sayap di belakangnya.
Namun belum sempat dia mendekati laki-laki itu, ia keburu terbangun dari tidurnya.
Anehnya, beberapa hari kemudian, mimpi itu berlanjut dan berulang dia berjalan di lorong indah.
Betapa terkejutnya dia, ketika berbalik, ada laki-laki yang sudah lama dia kenal.
"Masya Allah Tufail.
Ternyata engkau bertambah muda dan tampan," katanya dengan senang.
"Iya, ini aku, karena sejak dulu aku suka dan ikhlas bersedekah dan memelihara anak yatim.
Karena itulah Allah mengganti makam ini menjadi istana dan beberapa bidadari cantik yang tak ternilai," nasehat Tufail kepada Haidar.
Sebelum sempat berbicara panjang lebar pertemuan dua sahabat ini, lagi-lagi Haidar terbangaun.
Dan keesokan harinya dia sudah tidak bermimpi lagi tentang kawannya tersebut.
Tanpa menghiraukan siapapun, Haidar segera berlari menuju rumah Tufail dan bertemulah dia dengan istrinya.
Di dalam rumah Tufail banyak sekali anak-anak kecil, dan Haidar pun menceritakan tentang mimpinya itu kepada istri Tufail yang sudah separuh baya itu.
"Apa amalan Tufail, selain senang bersedekah," tanya Haidar kepada istri Tufail.
"Dia senang sekali memelihara anak-anak yatim piatu, dan rumah ini dia jadikan tempat tinggal untuk orang-orang yang terlantar," cerita istri Tufail.
Haidar semakin mengagumi sosok Tufail ini, karena dia tidak hanya senang bersedekah, namun ia juga terkenal ramah tamah dan gemar memelihara anak yatim.'
Nah...tunggu apalagi sob, mari kita sedekahkan sebagian rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT kepada kepada anak Yatim Piatu meski hanya sedkit sesuai keikhlasan, agar kelak di alam kubur, istanalah rumah kita sob.
NB:
Ikhlas dan ikhlas kuncinya, meski hanya sedikit, jika ikhlas hasilnay akan segera kita petik nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar